Tak gendong kemana-mana Tak gendong kemana-mana

Enak donk, mantep donk Daripada kamu naik pesawat kedinginan

Mendingan tak gendong to Enak to, mantep to

Ayo.. Kemana

Tak gendong kemana-mana Tak gendong kemana-mana

Enak tau

Where are you going? Ok I’m walking

Where are you going? Ok my darling

Ha…Ha…

Tak gendong kemana-mana Tak gendong kemana-mana

Enak donk, mantep donk Daripada kamu naik taxi kesasar

Mendingan tak gendong to Enak to, mantep to

Ayo.. Mau kemana

Tak gendong kemana-mana Tak gendong kemana-mana

Enak tau

Where are you going? Ok I’m walking

Where are you going? Ok my darling

Ha.. Ha…

Tak gendong kemana-mana Enak tau

Ha.. Ha…

Ha.. Ha…

Ha.. Ha……

Capek…..

Metrotvnews.com, Jakarta: Lagu “Tak Gendong” yang dinyanyikan Mbah Surip ternyata mengandung makna kemanusiaan yang dalam. Lagu yang dipromosikan oleh Falcon Music ini bercerita tentang relasi atau hubungan Mbah Surip dengan teman-temannya. Apa arti lagu ini sebenarnya menurut Mbah Surip?

Mungkin Anda merasakan bahwa lagu berjudul “Tak Gendong” seadanya, tanpa makna, aneh, ngawur dan terkesan sangat konyol. Ia malah tak tahu jika lagunya ini termasuk dalam musik beraliran reggea. Namun, ternyata Mbah Surip punya jawaban sendiri tentang karyanya itu.

Simak saja syair-syairnya berikut ini. Lagu “Tak Gendong” itu bercerita tentang manusia. Mbah Surip pernah mengatakan arti dari lagunya ini jika kita lagi susah atau sakit maka yang satu harus menggendong yang lain. Karena, menurut Mbah Surip, inilah hakikat hidup, yaitu together atau bersama-sama. Manusia yang satu harus  membantu yang lain untuk menghadapi asam-manisnya kehidupan.

Lagu “Tak Gendong” sendiri diciptakan Mbah Surip ketika ia bekerja di perusahaan pengeboran minyak di Amerika Serikat tahun 1986. Kala itu ia pernah mengunjungi suatu tempat yang sangat indah dan ada sebuah kebersamaan di sana. Banyak orang berkumpul, berbagi dan membangun ikatan sosial yang kuat di antara manusia.

Beberapa budayawan mengatakan bahwa lagu ini cukup unik dan sederhana. Hal ini cukup berbeda dengan musik-musik anak-anak muda saat ini yang terkesan dangkal. Namun, lagu Mbah Surip terbukti bisa menyejukkan hati bagi orang yang melihat dan mendengarnya karena lagu balada kehidupan seperti ini sangat jarang dibuat di tengah arus kuatnya pasar musik Indonesia.(DOR)

JAKARTA, KOMPAS.comPemakaman Mbah Surip, yang rencananya akan dilangsungkan Rabu (5/8), urung dilakukan. Pelaksanaannya justru akan dipercepat pada malam ini juga.

Menurut Farid, putra kedua Mbah Surip, pemakaman akan dilaksanakan di pemakaman keluarga WS Rendra, setelah pernikahan adiknya, Resia Tri Tresnawati (25). “Dalam agama Islam, jenazah dikuburkan makin cepat makin baik,” kata Farid di rumah duka di Bengkel Teater pimpinan WS Rendra, Jalan Cipayung Jaya, Citayam, Depok, Jawa Barat, Selasa (4/8) malam.

Mengenai alasan pernikahan yang juga dipercepat dari jadwal semula, menurut Farid, hal itu lebih karena pertimbangan adat Jawa. “Menurut adat Jawa karena kalau jenazah (orangtua) sudah dikuburkan, calon pengantin harus menunggu satu tahun lagi baru boleh menikah,” ujar Farid, yang menemani ayahnya mengembuskan napas terakhirnya.

Menurut Farid, Resia adalah anak ketiga dari pernikahan Mbah Surip dengan Ninuk Sulistiyawati. Resia akan dipinang kekasihnya, Sam (28).

Kepada pers, Farid juga mengungkap nama lengkap ayah dan tanggal lahirnya, yang selama ini tak pernah dieksposnya bila ditanya soal identitasnya. “Nama lengkap Mbah, Urip Rahmat Arioyanto. Si Mbah lahir tanggal 5 Mei 1957,” ungkapnya.

Di mata dirinya, ayahnya adalah pribadi yang tak pernah mengeluh. “Dia itu bisa istirahat di mana saja. Saya sama dia juga pernah istirahat di POM bensin, dia enggak perlu istirahat di hotel. Saya juga salut sama Mbah, dia punya kelebihan (lebih…)